The Chronicles of Java Amikom




YOGYAKARTA – STMIK AMIKOM Yogyakarta resmi memulai tahapan praproduksi film 3D berskala Hollywood, The Chronicles of Java. Menandai momen tersebut, AMIKOM beserta tim yang terlibat dalam penggarapan film menggelar tasyakuran, kemarin.

Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta Suyanto mengatakan, untuk tahap development seperti penyusunan naskah film, semuanya telah selesai dilakukan. Penyusunan naskah awal dilakukan olehnya dan telah dimodifikasi oleh sang sutradara yang juga screenplay asal Selandia Baru, Tristan Strange dan scriptwriter Hollywood, Robert Pawlozki dan Triss Forrest.

”Salah satu kunci agar film Indonesia bisa diterima pasar Internasional harus melibatkan orang-orang Hollywood dan kami sudah melakukan itu,” kata Suyanto, yang juga menjadi executive producer film The Chronicles of Java seusai tasyakuran.

Ketiga orang yang direkrut dalam produksi film ini bukan orang baru di perfilman Hollywood. Mereka sudah menghasilkan banyak karya yang diakui dunia. Bahkan, Tristan yang juga Direktur Human Peace LTD merupakan murid dari Peter Jackson, sang sutradara film akbar The Lord of The Ring. ”Selama proses produksi awal, mereka (Tristan) akan menetap di AMIKOM selama dua bulan,” kata Suyanto.

Tahapan produksi hingga film ini siap diedarkan memang memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Untuk lama pembuatan bisa mencapai dua tahun dengan alokasi dana jutaan dolar. Namun, jika permintaan pasar terhadap film ini sangat kuat, pihaknya akan berupaya mempercepat proses pembuatan dengan perkiraan satu tahun masa produksi.

Melalui film ini, Suyanto berharap Indonesia ke depan mulai dilirik untuk pangsa pasar film animasi dunia. Pihaknya membutuhkan dukungan dari banyak pihak, khususnya dari pemerintah. Bentuknya tidak harus dana, tapi promosi di Prancis dan Amerika Serikat.

Sutradara The Chronicles of Java, Tristan Strange menambahkan, untuk bisa bersaing di perfilman Hollywood memang sebuah tantangan besar. Apalagi jika harus bersanding dengan produk-produk lain, seperti Avatar ataupun Kungfu Panda. Namun, dia optimistis film ini bisa diterima pasar atau setidaknya bisa mengangkat perfilman Indonesia ke level dunia.

SHARE ON:

    Blogger Comment

0 komentar: